Minggu, 29 September 2013

IRI dan SOMBONG

Iri adalah merasa kalah terhadap orang lain, dan sombong adalah merasa menang terhadap orang lain. Iri dan sombong inilah yang menyebabkan orang berusaha keras, mati-matian, berjungkir balik, untuk memperoleh semat (kekayaan), derajat (kedudukan) dan kramat (kekuasaan). Hatinya berkata: “Sebaiknya kucari uang sebanyak-banyaknya agar menjadi kaya seperti orang itu, dan jangan sampai miskin seperti orang ini; agar bisa mengejek orang ini dan jangan sampai diejek orang itu. Dan kuharus memperoleh derajat yang luhur, supaya mulia seperti orang itu, dan jangan sampai hina seperti orang ini, sehingga terhormat seperti orang itu, dan tidak diremehkan seperti orang ini. Harus kucari kramat (kekuasaan) yang besar, supaya berkuasa dan dapat menaklukkan orang itu. Jangan sampai lemah dan ditaklukkan orang ini.” Begitu hebat usahanya, hingga ia merasa “lebih baik mati jika tidak tercapai” --------- Perasaan “lebih baik mati jika tidak tercapai” itu bila sering terlintas dalam pikiran, dapat membangunkan tekad yang aneh-aneh dan bertapa yang aneh-aneh. Orang yang sedang dihinggapi iri-sombong ini cenderung mencari guru-guru atau dukun-dukun. Pada guru atau dukun itu dimintanya petunjuk: “Bagaimana kyai, hidupku ini mengapa senantiasa susah. Apakah memang nasibku harus dibenci orang? Bagaimana baiknya?” Jika guru atau dukun itu mengatakan: “Sanggupkah anda bertapa secara ditanam selama empat puluh hari? Itu memang berat tetapi bila dikurniakan, tentu nasibmu akan lebih baik.” Makin gelap pikirannya namun karena terbenam dalam rasa iri-sombong, ia akan menyanggupinya: “Baiklah saya bersedia ditanam, asal dapat kurnia. Andaikata aku gagal dan mati, itu pun justru lebih baik dari pada hidup sekali saja menjadi buah ejekan tetangga-tetangga, kesana diejek, kesini diejek.” Bilamana benar-benar digali lobang untuknya dan ia memeriksanya serta menengok ke kanan ke kiri, tiba-tiba ia merasa ngeri: “Kyai, jika penguburan diriku ditangguhkan saja sampai setelah tanggal dua saja, bagaimana?” ------------- Bila orang mengerti bahwa rasa orang sedunia itu sama, teranglah pandangannya. Kemudian ia tahu bahwa orang yang ditanam selama empat puluh hari, pasti akan mati karena tidak dapat bernapas. Mengingat bahwa jika dibungkam selama dua menit saja, orang sudah kehabisan napas, bagaimanakah bila ditanam empat puluh hari? ------------- Idam-idaman orang yang iri hati atau sombong ialah asal dapat melebihi orang lain dalam segala hal. Dalam hal makanan, pakaian, perumahan, keluarga, anak-anak dan sebagainya, ia ingin melebihi orang lain. Sedangkan orang-orang lain pun ingin menyaingi atau melebihi orang lain lagi. Dari itu beribu-ribu, berjuta-juta manusia, bila dijangkiti iri-sombong, tindakannya hanyalah satu sama lain bersaingan sehingga semuanya jatuh ke bawah. --------------- Bila dalam usahanya untuk melampaui orang lain ia sering tergelincir bahkan ia justru dilampaui orang lain, maka kesallah hatinya, “Baik, sekalipun aku kalah asal saja tetanggaku itu hidupnya merana, maka senanglah hatiku.” Sedangkan tetangganya pun berusaha menyusahkan orang lain. Dari itu beribu-ribu, berjuta-juta manusia bila dijangkiti iri-sombong, tindakannya hanyalah saling menyusahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar