Rabu, 25 September 2013
@Sluman Slumun Slamet
Terdapat sebuah falsafah jawa yang sering kita dengar diucapkan oleh para orang tua di Jawa dan patut kita renungkan berkaitan dengan falsafah untuk kehidupan di dunia. Falsafah tersebut adalah “Sluman Slumun Slamet”. Ada yang menarik dari kalimat tersebut. Dari kalimat tersebut ada sebuah makna dalam yang patut kita pahami untuk kemudian kita rasakan sebelum kita amalkan. Sebenarnya maknanya bagaimana? Inilah yang perlu kita diskusikan bersama!.
Orang jawa bilang, hidup ini yang penting slamet, sehingga ketika kita harus menjalani hidup dan kehidupan tentu ada tujuan yang sepantasnya untuk diraih. Tujuan tersebut umumnya adalah selamat di dunia dan di akherat. Kata “Selamat” sama dengan “Slamet”, Islam sendiri menurut terminologi bahasa juga bermakna “Selamat”. Jadi sangat pas kalau orang-orang Jawa dulu memunculkan falsafah di atas agar kelak kita bisa menggunakan pedoman tersebut untuk menjalani kehidupan dengan selamat.
Untuk mencapai tujuan slamet maka haruslah memiliki ilmu "Sluman" dan sifat Slumun. Sluman berasal dari kalimat Sulaiman. Kalau ingin slamet lihatlah bagaimana “lakon hidup” Kanjeng Nabi Sulaiman. Ketika menyebut Nabi Sulaiman, (orang jawa menyebut istilah Sulaiman dengan Sluman). Seperti kita ketahui Nabi Sulaiman adalah seorang Rosul yang diberi kelebihan berbagai hal diantaranya adalah dianugerahi kekayaan, menjadi penguasa pada suatu negeri, dan diberi mukjizat mampu berbicara dengan semua makhluk hidup, baik hewan, tumbuh-tumbuhan, jin, dll. Akan tetapi dengan kelebihan tersebut Kanjeng Nabi Sulaiman tidak takabur, sombong atau sewenang-wenang, justru beliau malah selalu mensyukuri, rendah hati dan adil dalam memerintah baik sesama manusia maupun dengan makluk yang lain.
Slumun berasal dari kata "As Salamun" yang berarti saling mendoakan. Sebagai sesama manusia harus selalu saling menyayangi dan mengasihi. minimal saling mendoakan agar selalu diberi keselamatan.
Dari pengertian di atas tentu kita harus cermat dan cerdas dalam memaknai pelajaran tersebut. Sehingga bila kita kaitkan dengan falsafah “Sluman slumun slamet″ tentu ada konsekuensinya, yaitu dalam setiap langkah pada kehidupan jangan sampai lupa untuk mendasarkan setiap sikap dan perbuatan kita pada tata krama dan adabiyah, sehingga dengan sluman slumun Insya Allah kita akan tetap selamat!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar